Psikologi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental seseorang. Dalam psikologi, terdapat berbagai macam masalah yang dapat dihadapi seseorang, salah satunya adalah masalah disleksia (dyslexia) dan dyscalculia. Disleksia adalah masalah belajar yang ditandai dengan kesulitan dalam membaca. Sedangkan dyscalculia adalah masalah belajar yang ditandai dengan kesulitan dalam memahami angka dan matematika. Kedua masalah ini sering terjadi pada anak-anak dan dapat menyebabkan kesulitan dalam belajar.
Selain itu, psicoologi juga dapat membantu individu yang menderita disleksia dan dyscalculia dalam mengatasi masalah emosional yang mungkin timbul akibat kesulitan mereka dalam belajar. Psikolog dapat memberikan dukungan emosional dan memberikan dorongan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan rasa percaya diri seseorang. Di Indonesia, jumlah anak yang mengalami masalah disleksia dan dyscalculia cukup tinggi.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2018, sekitar 7-10% anak di Indonesia mengalami masalah disleksia. Di samping itu, untuk masalah dyscalculia, data yang tersedia cukup terbatas. Namun, beberapa sumber menyatakan bahwa jumlah anak yang mengalami masalah dyscalculia di Indonesia sekitar 2-4%. Namun, perlu diingat bahwa jumlah ini mungkin tidak mencakup semua kasus yang sebenarnya karena masih banyak anak yang belum terdiagnosis atau tidak mendapatkan perawatan yang sesuai.
Untuk mengatasi masalah disleksia dan dyscalculia, dalam ilmu psikologi, psikolog dapat membantu dengan cara melakukan evaluasi terhadap kondisi seseorang yang mengalami masalah tersebut. Evaluasi ini dilakukan dengan melakukan tes-tes yang dapat mengungkapkan kondisi seseorang dan mengidentifikasi masalah yang dihadapi. Lalu, bagaimana cara orang tua mengetahui jika anaknya memiliki masalah disleksia dan dyscalculia? Beberapa diantaranya adalah:
- Orang tua atau guru dapat melakukan observasi terhadap anak yang diduga mengalami masalah disleksia atau dyscalculia. Hal yang perlu diperhatikan antara lain kesulitan dalam membaca atau menulis, kesulitan dalam memahami konsep matematika, dan kesulitan dalam mengingat informasi yang dibaca atau dilihat.
- Anak yang diduga mengalami masalah disleksia atau dyscalculia dapat diperiksa oleh profesional seperti psikolog, pendidik, atau dokter. Profesional ini akan melakukan evaluasi dan tes yang sesuai untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh anak.
Perlu diingat bahwa diagnosis disleksia dan dyscalculia harus dilakukan oleh profesional yang berwenang untuk menjamin keakuratan diagnosis dan memberikan saran yang tepat. Jika anak anda diduga mengalami masalah ini, segera berkonsultasi dengan ahlinya.
Setelah melakukan evaluasi, psikolog dapat memberikan terapi yang sesuai untuk mengatasi masalah disleksia dan dyscalculia. Terapi yang dapat dilakukan antara lain terapi bahasa, terapi matematika, dan terapi visual. Psikolog juga dapat memberikan saran dan bimbingan kepada orang tua dan guru agar dapat memberikan dukungan yang tepat kepada anak yang mengalami masalah tersebut.